5 / 10 Reviews

3 Ornamen Penting Dalam Dekorasi Angkul Angkul Batu Bata Bali

Dengan keindahan dan nilai estetikanya yang tinggi, kini dekorasi angkul angkul batu bata tradisional Bali menjadi sangat populer di berbagai kalangan khususnya yang sedang membangun rumah.

Tidak hanya diaplikasikan di bangunan-bangunan rumah saja, angkul-angkul batu bata juga seringkali diaplikasikan di area akomodasi, seperti: hotel, villa, dan homestay.

Keberadaan angkul angkul bata ini dapat memberikan kesan yang lebih klasik dan bernilai estetika pada suatu bangunan rumah sehingga dapat menarik perhatian buat siapapun yang sedang melintas di luar rumah.

Dekorasi Angkul Angkul Batu Bata

Dalam pembuatan Angkul-Angkul Tradisional Bali, umumnya dilengkapi dengan dekorasi dan ornamen-ornamen yang unik dan khas serta tentunya memiliki filosofi dan makna tertentu.

  1. Patung Dwarapala

    Patung Dwarapala Angkul Angkul Bali

Patung Dwarapala merupakan ornamen yang paling umum ditemukan pada bangunan angkul-angkul. Biasanya diletakan diantara sisi kanan dan sisi kiri dari daun pintu atau yang biasa disebut kori.

Patung ini dibuat dengan wujud raksasa yang memegang senjata gada dengan posisi siap siaga untuk berjaga. Dalam masyarakat Bali, kedua patung ini dikenal dengan istilah (Apit Liwang).

Keberadaan dua patung ini merupakan sebagai simbol penjaga pintu bersenjata yang selalu siaga dalam bertugas mengawasi dan mengijinkan siapa saja yang boleh masuk.

  1. Aling-Aling

    Aling Aling Rumah Bali

Aling-Aling merupakan bangunan berupa sebidang tembok yang ditempatkan sebagai pembatas antara bangunan dengan pekarangan (halaman rumah). Umumnya aling-aling ini dihiasi dengan patung atau ornamen ukiran-ukiran tradisional khas Bali.

Keberadaan Aling-Aling ini dipercaya berfungsi dalam menghalangi energi atau aura-aura negatif dari luar rumah agar tidak masuk ke pekarangan dan tidak mengganggu si pemilik rumah.

  1. Tembok Penyengker

    Tembok Penyengker Rumah Tradisional Bali - sumber: www.pinterest.com

Tembok Penyengker merupakan tembok yang menjadi pembatas dari area rumah itu sendiri. Tembok ini mengelilingi semua bangunan di dalam rumah dari sisi kanan ke sisi kiri angkul-angkul.

Keberadaan tembok penyengker ini tidak hanya dijumpai di area rumah saja, namun juga dijumpai pada area-area pura. Fungsinya bukan hanya sekedar sebagai pagar pembatas saja, akan tetapi juga memiliki fungsi lebih dari itu.

Dalam Bahasa Bali, Penyengker berasal dari kata ”sengker” yang berarti “kurung” sehingga dapat  diartikan sebagai “mengurung” atau melindungi isi rumah dari energi-energi negatif dari luar (segala arah) agar terciptanya kesentosaan, ketentraman, dan kedamaian.